Seminar Sehari

16/02/2017 | 3.089 kali
Pendidikan

Guru Itu Harus Memiliki Quality

Tasikmalaya, UPI

Puluhan santri kelas enam Pondok Pesantren Darussalam Tasikmalaya mengikuti sosialisasi SNMPTN, SBMPTN dan UM UPI 2017 di Aula Pondok Pesantren Darussalam Tasikmalaya Desa Tanjungpura, kecamatan Rajapolah, Tasikmalaya, Rabu (15/2/2017).

Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Tasikmalaya KH. Ahmad Deni Rustandi, M.Ag.,”Kita memang orang kampung namun tidak boleh kampungan. Alumni pesantren harus mampu berbicara di panggung dunia. Didampingi oleh para Ustadz dan Ustadzah Ponpes Darussalam Tasikmalaya, kami menginisiasi kegiatan ini dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga berkualitas, baik dari segi Ilmu Amaliah maupun Amal Ilmiah. Alhamdulillah saat ini kami sudah memperoleh akreditasi A untuk tingkat SMP dan SMA.”

Lebih lanjut dijelaskan, kegiatan sosialisasi ini kami kolaborasikan dengan kegiatan Seminar Sehari dengan tema “Pengembangan Profesionalisme Pendidik” sebagai bagian dari persiapan pengkaderan generasi pendidik, yang tujuannya adalah persemaian guru. Target kami adalah menjadikan para alumni menjadi seorang guru, karena guru adalah pilar bangsa.

“Perlu diketahui, kami memiliki 10 misi Pondok di Tahun 2017 yang selaras dengan usia Ponpes Darussalam yaitu 10 tahun. Misi tersebut adalah MARDOTILAH, diartikan sebagai Mutu Pendidikan Berkualitas (Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah); Amal Ibadah Maqbullah; Relavan dengan Perkembangan Zaman; Dedikasi (Pengorbanan dan Perjuangan) dalam Pendidikan Islam; Orientasi Kemaslahatan dan Kebahagiaan Dunia Akhirat; Teknologi Informatika sebagai Media Pembelajaran dan Berbasisi Akhlaqul Karimah; Ikhlas dalam Berilmu dan Beramal; Loyal terhadap Ummat dalam Pembinaan Generasi Rabbani; Amanah terhadap Sistem,  Program yang  terukur dan dapat dipertanggungjawabkan; serta Hidup Berkah Mendapat Ridho Allah SWT dan Bermanfaat bagi Seluruh Ummat,” ungkapnya.

Ditegaskannya, kedua kegiatan tersebut merupakan gerbang awal untuk mendukung pengembangan ilmu. Kita sadar, Ponpes Darussalam baru berusia 10 thn, oleh karena itu kita masih berupaya untuk meningkatkan mutu kualitas pendidik dan persiapan kader generasi pendidik. Demi tercapainya hal tersebut kami merasa perlu untuk mengkolaborasikan Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) atau Sekolah Pendidikan Guru Islam (program pendidikan baru tingkat menengah pertama dan menengah atas) dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), sehingga terjadi keselarasan.

“Kami sangat mengharapkan mendapatkan pendidikan di UPI, karena UPI merupakan lembaga pendidikan tinggi yang konsisten dalam mengembangkan ilmu kependidikan secara universal dan tidak parsial. Alumninya pun sudah tidak usah diragukan lagi. Kita merasa bangga terhadap UPI. Diharapkan pula suatu saat kami memiliki MoU dengan UPI. Usaha kami saat ini adalah memberikan insentif bagi ustadz dan ustadzah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Seksi Hubungan Eksternal Humas UPI Dr. H. Mubiar Agustin, M. Pd., mengatakan,”Guru itu harus memiliki Quality atau Mutu dan ini tidak boleh diabaikan, kedua harus bisa memberikan Service, guru harus berbicara dengan jelas, gunakan metode SR atau stimulus dan response, karena perilaku akan menular. Dalam pembelajaran, kuncinya adalah guru. Ketiga guru harus memiliki Value atau nilai. Nilai yang baik ada dua, pertama added value dan memorable value. Guru harus memiliki nilai yang tetap terngiang dalam pikiran seseorang ketika mendapatkan pelayanan dari kita. Keempat, guru harus peka terhadap Cleanliness yaitu keadaan bebas dari kotoran.”

Lebih lanjut dikatakan, kita harus mampu mengikuti perkembangan jaman dengan mengadopsi pembelajaran abad ke-21, diantaranya dengan melakukan Collaboration yaitu menggunakan prinsip pembelajaran biologi yaitu sikap mutualisme, tapi kita juga harus tegas dan beretika, jurusnya pertama menggunakan physical touching, emotional touching, dan intelektual touching karena pada dasarnya murid itu membutuhkan atensi atau perhatian, positive words, serta bertukar ide dan pandangan. Kedua melakukan pembelajaran yang sifatnya mengandung Creative thinking, kreatif dalam beraktifitas, kreatif dalam bahan, kreatif dalam menghadapi persoalan, dan paling penting  adalah kreatif dalam berfikir. Ketiga, Critical thinking, perlu ada unsur yang menggalakkan pelajar berfikir secara kritis. Keempat, perlu fasih dalam berkomunikasi.


Share:
Berita & Artikel Lainnya