KULIAH UMUM BABAK KE- II PEKAN PERKENALAN KHUTBATU-L-‘ARSY PONDOK PESANTREN DARUSSALAM RAJAPOLAH-TASIKMALAYA

25/08/2017 | 1.910 kali
Pendidikan

KULIAH UMUM BABAK KE- II PEKAN PERKENALAN KHUTBATU-L-‘ARSY PONDOK PESANTREN DARUSSALAM RAJAPOLAH-TASIKMALAYA

Darussalam Tasik Media Publisher – 14 Agustus 2017 M / 21 Dzulqo’dah 1438 H. Kegiatan Kuliah Umum Babak ke-II kali ini dihadiri oleh Bapak Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Ust. H.Ahmad Deni Rustandi, M.Ag, Bapak Pimpinan Yayasan H. Asep Nawawi Suherman dan Guru-guru serta santri santriwati Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya.

“Lamun butuh supana kudu daek miara catangna. Lamun butuh penghasilanna kudu daek miara sumber anu ngahasilkeunanna”. Pribahasa yang disampaikan Bapak Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam. Dalam artian, seorang santri itu harus :

  1. Giat karena ada kegiatan.
  2. Aktif karena ada aktifitas
  3. Kreatif karena ada kreatifitas

Jadi, santri itu tidak hanya mengaji, melainkan mengikuti kegiatan-kegiatan lainnya seperti menyanyi, puisi, berpidato dll. Jangan hanya diam saja atau istilah Bapak Dr.H.Mubiar Agustin, M.Pd ( Dosen UPI Bandung ) Jangan  kuulisme.

Dalam kehidupan Pondok Pesantren tidak terlepas dari bimbingan dan ajaran seorang Kiayi. Bapak Pimpinan Pondok Modern Darussalm Gontor KH.Hasan Abdullah Sahal menyampaikan Tipologi kiayi ada 7 :

  1. Kiayi Mimbar              : Kiayi yang rajin berpidato, ceramah. Tidak punya santri tapi

   mempunyai jama’ah

  1. Kiayi Politik                : Kiayi musiman, seperti daun salam, hanya sekedar pengharum
  2. Kiayi Masyarakat        : Kiayi yang mengurus masjid, mengurus mayit, aqiqah,

  khitanan, tahlilan, diperlukan masyarakat

  1. Kiayi Torikot               : Apapun kata Kiayinya jama’ahnya harus Sam’an wa to’atan
  2. Kiayi Dzikir Jama’ah  : Kiyai Ahli dzikir, ahli hikmah.
  3. Kiayi Kitab                 : Spesialisasi kitab, Salafiyah, kadang tidak tahu keadaan

  Santrinya pulang, pergi, sakit ataupun sehat

  1. Kiayi Santri                 : Mengurusi kehidupan santri, kiayi yang banyak santrinya.

Tujuh tipologi ini saling melengkapi. Profesi kiayi dan santri merupakan profesi yang multifungsi. Menurut Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren tahun 2014 ada 3 Tipologi Pesantren :

  1. 1.      Pesantren Salafiyah

Salaf  artinya “lama”, “dahulu”, atau “tradisional”. Pondok Pesantren salafiyah adalah pondok pesantren yang menyelenggarakan pembelajaran dengan pendekatan tradisional, sebagaimana yang berlangsung sejak awal pertumbuhannya. Pembelajaran ilmu-ilmu agama islam dilakukan secara individual atau kelompok dengan konsentrasi pada kitab-kitab klasik, berbahasa Arab.

  1. 2.      Pesantren Khalafiyah

Khalaf artinya “kemudian” atau “belakang”, sedangkan ‘ashri artinya “sekarang” atau “modern” . Pondok Pesantren Khalafiyah adalah pondok pesantren dengan pendekatan  modern, melalui satuan pendidikan formal baik madrasah (MI, MTs, MA atau MAK), maupun sekolah (SD, SMP, SMU dan SMK), atau nama lainnya, tetapi pendekatan klasikal.  

  1. 3.      Pesantren Campuran/Kombinasi/Semi-Modern

Pesantren semi – Modern yaitu pesantren yang menyediakan Pendidikan formal seperti SMP, SMA, SMK, dll.

Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah masuk kedalam kategori pesantren semi-Modern. Modern itu bukan hanya system dan programnya, yang terpenting adalah Jiwa Kiayinya harus modern. Pondok Darussalam sudah terdaftar di NSN dan NSS

Pesantren Darussalam ini tidak mandiri sendiri, tapi bergabung dengan Lembaga dan Organisasi Pesantren di Pemerintah, diantaranya:

  1. Ditingkat Kecamatan dan Kabupaten – FSPP (Forum Silaturrahim Pondok Pesantren)
  2. Ditingkat Provinsi – FPP (Forum Pondok Pesantren)
  3. RMI (Robithoh Ma’had Islamiyah)
  4. Ditingkat Nasional -- FPA (Forum Pondok Alumni) Gontor
  5. BKSPPI (Badan Kerjasama Silaturrahim Pondok Pesantren Indonesia)
  6. YP3I (Yayasan Peran Pondok Pesantren Indonesia)
  7. Tingkat Wilayah -- Pesantren Berdaya

 

Pendidikan Pondok Pesantren yang Utama al I’timaadu ‘alan nafsi / Self Help, artinya tidak menggantungkan diri kepada orang lain, tetapi belajar mencukupi atau menolong dirisendiri, yang mana Pondok ini Pondok yang berdikari atau berdiri sendiri. Maka Pondok ini berhak punya konsep Diatas dan untuk semua golongan. Darussalam bukan dibawah Organisasi Politik, bukan dibawah Organisasi Masyarakat, bukan dibwah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) ;

Falsafah hidup seseorang yang ada di Darussalam harus kepada mengacu kepada

Panca Jiwa :

  1. Keikhlasan
  2. Kesederhanaan
  3. Kemandirian
  4. Ukhuwah Islamiyyah
  5. Kebebasan

Tidak hanya itu, ada beberapa falsafah lainnya yaitu motto pondok yang akan disampaikan pada babak ke 3.  (FM)


Share:
Berita & Artikel Lainnya