Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2025: Membangun Generasi Berilmu, Berakhlak, dan Beradab
Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) untuk mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara, pelopor pendidikan nasional. Tema Hardiknas tahun ini “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Tema ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pendidik, peserta didik, keluarga, dan masyarakat dalam mewujudkan pendidikan berkualitas dan inklusif.
Pendidikan dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat agung. Allah SWT berfirman:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq: 1)
Ayat ini bukan hanya perintah membaca, tetapi dorongan untuk menuntut ilmu, memahami makna kehidupan, dan menggali potensi diri. Rasulullah SAW bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224)
Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga pembentukan karakter (akhlak) dan adab. Dalam Islam, ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad no. 8729)
Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas salah satu cendekiawan muslim yang sangat memperhatikan pendidikan menekankan bahwa inti pendidikan adalah penanaman adab — yakni pengenalan dan pengakuan akan tempat yang tepat bagi sesuatu dalam tatanan wujud, sehingga lahir perilaku yang sesuai dengan ilmu dan akhlak. Menurutnya, krisis utama pendidikan modern bukan semata ketidaktahuan, melainkan loss of adab atau kehilangan adab. Adab tidak hanya menyangkut sopan santun lahiriah, tetapi mencakup sikap hormat kepada ilmu, guru, sesama, bahkan diri sendiri. Pendidikan sejati harus mengarah pada pembentukan manusia yang tahu kedudukan Tuhan, manusia, dan alam — sehingga lahir pribadi yang teratur, beradab, dan bertanggung jawab.
Tantangan dunia pendidikan saat ini semakin kompleks: arus informasi yang deras, gawai canggih, dan perubahan zaman yang cepat. Di sinilah peran guru, orang tua, dan masyarakat penting mendampingi generasi muda agar tidak hanya pintar, tetapi juga bijak, berakhlak, dan beradab.
Bagi Pendidik, Siswa, Pemerintah, dan Masyarakat, Hardiknas mengingatkan kita bahwa pendidikan tidak hanya soal ilmu, tetapi juga pembentukan akhlak dan adab. Pendidik harus menjadi teladan, siswa harus belajar dengan tekun dan beradab, pemerintah wajib memastikan akses pendidikan yang berkualitas, dan masyarakat harus mendukung dengan menjaga nilai moral serta memberikan teladan yang baik. Semua pihak berperan dalam menciptakan pendidikan yang seimbang antara ilmu dan akhlak.
Allah SWT berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Pendidikan adalah jalan mulia untuk meraih derajat tinggi di sisi Allah SWT dan membawa maslahat bagi sesama. Semoga di momentum Hari Pendidikan Nasional ini, kita semua semakin sadar pentingnya ilmu, akhlak, dan adab dalam membangun bangsa. Mari terus belajar, mengajar, dan memperbaiki diri, karena sejatinya pendidikan adalah perjalanan sepanjang hayat.
Referensi:
1. QS. Al-‘Alaq: 1
2. QS. Al-Mujadilah: 11
3. HR. Ibnu Majah no. 224
4. HR. At-Tirmidzi no. 3599
5. HR. Ahmad no. 8729
6. Syed Muhammad Naquib al-Attas, The Concept of Education in Islam: A Framework for an Islamic Philosophy of Education, ISTAC, 1991, hlm. 17
7. Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism, ISTAC, 1993, hlm. 19–20
8. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2025, Surat Edaran Nomor 7441/MDM.A/TU.02.03/2025, 24 April 2025
✍️ Fitri Masturoh
Tasikmalaya, 2 Mei 2025
🏫 https://psb.darussalam-tasik.or.id/
