Nahdlatul Ulama - Halaqah Pesantren - Memimpin - RE-ORIENTASI - PESANTREN - DI ERA DISRUPSI - darussalam - rajapolah

19/11/2023 | 255 kali
Acara

www.darussalam-tasik.or.id -- Halaqah Pesantren Memimpin Perubahan RE-ORIENTASI PESANTREN DI ERA DISRUPSI di Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya, 19 November 2023.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) ialah sebuah organisasi yang berdiri secara mandiri di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang berpusat pada jaringan pesantren yang tersebar di sekitar 23.000 lokasi di seluruh Indonesia. Tugas utama RMI PBNU adalah menjalankan kebijakan Nahdlatul Ulama dalam mengembangkan pondok pesantren dan pendidikan keagamaan. Selain itu, RMI berperan sebagai pendorong, penggerak dinamis, dan penyedia fasilitas bagi pondok pesantren agar dapat mengadopsi tradisi kemandirian dengan fokus pada pencarian solusi kreatif untuk kemajuan negara. Lembaga ini berkomitmen pada peningkatan kapasitas lembaga, pembentukan kader berkualitas bagi bangsa, dan pengembangan masyarakat secara keseluruhan.
Pada hari Ahad, 19 November 2023, PW RMI-NU Jawa Barat mengadakan kegiatan dengan tajuk Halaqah Pesantren Memimpin Perubahan berjudul Re-Orientasi Pesantren di Era Disrupsi di Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya. Acara ini dihadiri oleh para peserta yang merupakan utusan dari 50 pondok pesantren yang ada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh dan tamu kehormatan antara lain KH. Abdurrahman, S.Pd.I. (Ketua RMI PW NU Jawa Barat), Dr. KH. Dede Rofiq Yunus, Lc., M.Ag. (Sekretaris RMI PW NU Jawa Barat), Drs. H. Harun Harosid, M.Pd. (Ketua RMI PC NU Kabupaten Tasikmalaya), Dr. H. Akhmad Buhaiti, M.Si. (Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Kabupaten Tasikmalaya), Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Pd. (Akademisi IAIC Cipasung), KH. Busrol Karim (Pimpinan Ponpes Baitul Hikmah Haurkuning) dan Dr. KH. Ahmad Deni Rustandi (Pimpinan Pondok Pesantrena Darussalam Rajapolah Tasikmalaya).
Acara ini dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ang Subhan Fatah Hadlori yang merupakan santri Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Yalal Wathon oleh seluruh peserta.
Prakata dari Dr. KH. Ahmad Deni Rustandi M,Ag selaku tuan rumah mengawali acara ini. Beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluarga besar RMI PW NU Jawa Barat dan RMI PC NU Kabupaten Tasikmalaya yang telah mempercayakan pelaksaanan kegiatannya berlangsung di Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya. Hal ini menjadi suatu kehormatan bagi pondok dan semakin meneguhkan pondok untuk semakin eksis dan istiqomah dalam menyelenggarakan layanan pendidikan kepesantrenan. Beliau berharap dengan adanya kegiatan ini bisa memberikan wawasan dan pencerahan dalam suatu perkara yang bersifat Al-tsawabit dan Al- mutaghayyirat juga tentang konsep Al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah terkait perubahan yang membawa keberkahan.
Ketua RMI PC NU Kabupeten Tasikmalaya Drs. H. Harun Harosid, M.Pd. pada kesempatan ini juga memberikan sambutan dan beliau menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya acara ini sehingga dengan adanya acara ini bisa menjadi momentum silaturahmi bagi semua pihak. 
Sambutan selanjutnya oleh Ketua RMI PW NU Jawa Barat KH. Abdurrahman, S.Pd.I, yang mana beliau mengatakan bahwa Jawa Barat memiliki jumlah pondok pesantren RMI terbanyak di Indonesia menurut data Kemenag perhari ini. Tema Re-Orientasi Pesantren di Era Disrupsi dalam Halaqah ini sangat selaras dengan dunia pesantren dimana pesantren bila ingin berubah maka orientasinya juga harus berubah tentunya ke arah yang lebih baik. Pesantren harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman agar bisa bertahan di era globalisasi yang dinamis ini. Oleh karena itu, RMI harus menjadi garda terdepan dalam merubah mindset pesantren, karena belajar agama tanpa ilmu agama akan lemah dan rusak, sehingga re-orientasinya harus seimbang antara ilmu agama dengan ilmu lainnya.
Untuk sambutan terakhir disampaikan oleh KH. Busrol Karim selaku Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Hikmah Haurkuning. Beliau menyampaikan bahwa pendidikan pesantren sebaiknya dikolaborasikan dengan pendidikan umum (sekolah) atau yang lebih lazim disebut “masantren bari sakola” (mondok sambil sekolah), bukan “sakola bari masantren” (sekolah sambil mondok) yang memiliki makna berbeda. Pesantren akan mencetak santri-santri dengan sistem pendidikan dan sanad ilmu yang jelas karena santri-santri lah yang akan menjadi pewaris para ulama. Pada kesempatan ini juga beliau berkenan untuk membuka secara resmi Halaqah Pesantren Memimpin Perubahan berjudul Re-Orientasi Pesantren di Era Disrupsi yang diadakan di Pondok Pesantren Darussalam Rajapolah Tasikmalaya dan jug sekaligus memimpin do’a demi keberkahan acara yang diselenggarakan hari ini.
Halaqah Pesantren Memimpin Perubahan berjudul Re-Orientasi Pesantren di Era Disrupsi diisi dengan seminar kepesantreanan dengan menghadirakan dua orang narasumber. Narasumber yang pertama adalah Dr. H. Akhmad Buhaiti, M.Si. yang merupakan Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Beliau memaparkan materi tentang Strategi Kementerian Agama dalam Penguatan Layanan Pesantren yang meliputi Fungsi Pesantren menurut UU No. 18 Tahun 2019, Strategi Penguatan Pesantren, Strategi Dukungan Arkanul Ma’had, Penguatan Layanan Pendanaan, Penguatan Layanan Kerjasama dan Penguatan Layanan Kerangka Regulasi. Selanjutnya, Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Pd, yang merupakan akademisi yang berkiprah di dunia pendidikan, pengabdian masyarakat dan penelitian memaparkan materi tentang Re-Orientasi Pesantren di Era Disruptif. Beliau mengatakan bahwa pemahaman akan terminologi dan ragam konsep pesantren perlu dimiliki oleh semua insan yang berkecimpung di dunia kepesantrenan. Sebelum melakukan re-orientasi, tokoh-tokoh pesantren perlu memahami apa itu orientasi pesantren agar dapat memahami disruptif pesantren dalam berbagai aspek kehidupan sehingga mampu mengambil suatu tindakan dan menentukan tujuan dari re-orientasi pesantren itu ssendiri. Beliau juga menyampaikan empat desain re-orientasi pesantren dalam memimpin perubahan yaitu Desain pesantren salaf-modernis, Desain pesantren modern-komprehensif, Desain pesantren hybrid dan Desain pesantren digital.

tag: darussalamtasikmalaya, nahdlatululama

 


Share:
Berita & Artikel Lainnya